WAHAI SADARAKU IBADAH TANPA ILMU SESUNGGUHNYA SIA-SIA, MAKA CARILAH ILMU MELALUI GURU YANG MEMANG AHLINYA

Senin, 13 April 2009

Sifat mustahil Allah

1. Kalau Allah mempunyai sifat wajib, disebut apa kebalikan dari sifat wajib Allah itu, Jelaskan satu persatu ?
1. 'Adam, tidak ada. Allah mustahil tidak ada. Mustahil Allah tidak wujud. Wujud Allah itu terbukti dengan adanya alam ini.
2. Huduts, baru. Artinya mustahil Allah bersifat baru seperti alam yang diciptakan-Nya. Kalau Allah bersifat Huduts atau baru, berarti Allah bersifat lemah, karena tidak dapat mewujudkan diri-Nya sendiri. Maka sifat itu mustahil bagi Allah.
3. Fana', musnah atau binasa. Artinya mustahil Allah akan mengalami kemusnahan dan kebinasaan. Jika Allah mengalami kemusnahan dan kebinasaan, maka tidak akan ada yang mengatur alam ini, karena semua mengalami kemusnahan dan kebinasaan.
4. Mumatsalatu lilhawadits atau disamai oleh perkara yang baru. Artinya mustahil Allah disamai oleh perkara yang bersifat baru. Tidak ada satu makhluk pun yang menyamai Allah, karena semua makhluk adalah ciptaan-Nya. Yang diciptakan tentu tidak sama dengan yang menciptakan.
5.Ihtiyaju ilaa ghairihi, membutuhkan bantuan dari hamba-Nya. Artinya mustahil Allah membutuhkan bantuan hamba-Nya. Allah yang bersifat Maha Kuasa mustahil membutuhkan bantuan dari hamba atau makhluk-Nya yang bersifat serba kekurangan. Karena apa saja yang mempunyai sifat lemah tidak dapat berdiri sendiri. Mustahil itu terjadi pada Allah.
6. Ta'addud, terbilang. Artinya mustahil wujud Allah terbilang atau lebih dari satu. Karena kalau Allah lebih dari satu maka pasti terjadi kekacauan dalam mengatur alam, dan hal itu tentunya tidak akan mewujudkan alam seisinya. Sebab antara satu Tuhan yang lain sama-sama mempunyai kepentingan yang berbeda, dan itu mustahil terjadi.
7. 'Ajzun, lemah. Artinya mustahil Allah bersifat lemah. Kalau Allah bersifat lemah, maka mustahil Ia kuasa menciptakan alam, karena apa saja yang bersifat lemah tidak mampu membentuk dirinya sendiri. Padahal Allah mampu membentuk diri-Nya sendiri, karena itu Allah mustahil bersifat lemah.
8.Karahatun, terpaksa. Artinya Allah mustahil terpaksa dalam segala perbuatan-Nya. Tidak ada yang dapat memaksa Allah untuk berbuat. Segala perbuatan Allah terjadi karena kehendak-Nya sendiri, bukan karena terpaksa.
9. Jahlun, bodoh. Artinya mustahil Allah bersifat bodoh, bersifat terbatas pengetahuan-Nya. Sifat bodoh menunjukkan kekurangan akan kesempurnaan-Nya. Maka apa saja yang disifati bodoh tidak memiliki kesempurnaan untuk mengetahui segalanya. Karena itu mustahil Allah bersifat demikian. Allah Maha Mengetahui apa saja, yang besar dan yang kecil.
10. Mautan, mati atau mengalami kematian. Artinya mustahil Allah mengalami batas akhir kehidupan-Nya. Allah hidup selama-lamanya. Kalau Allah mengalami kematian sebagaimana yang dialami makhluk-Nya, maka berarti Allah lemah dan ada yang mengatur. Yang dapat menentukan kematian-Nya berarti lebih berkuasa, sehingga Ia tentu tidak dapat disebut Tuhan. Karena itu Allah mustahil mengalami kematian, mustahil mengalami batas akhir hidup.
11. Shamamun, tuli. Artinya mustahil Allah bersifat tuli, karena sifat tuli menunjukkan ketidaksempurnaan. Tuli menunjukkan pula sifat lemah, dan itu bertentangan dengan kesempurnaan Allah. Mustahil Allah bersifat tuli, bahkan Allah senantiasa mendengar apa saja yang keluar dari hamba-Nya, baik yang terang maupun yang tersembunyi dalam hati.
12. 'Amaa, buta, Artinya mustahil Allah bersifat buta, Karena sifat buta menunjukkan kekurangan dan ketidaksempurnaan. Kebutaan juga menunjukkan sifat lemah yang berarti membutuhkan pertolongan. Karena itu sifat ini mustahil bagi Allah.
13Bakamun, bisu. Artinya mustahil Allah bersifat bisu, tidak dapat berkata-kata. Sifat bisu menunjukkan pula kelemahan dan membutuhkan bantuan. Mustahil Allah bersifat bisu, karena Allah berkata-kata kepada Rasul-Nya. Misalnya Ia berkata-kata dengan Nabi Musa as ketika beliau berada di bukit Thur, atau Ia berkata-kata dengan Nabi Muhammad Saw ketika beliau mi'raj untuk menerima tugas shalat lima waktu.
14. 'Aajizun,lemah. Artinya mustahil Allah bersifat lemah. Bukti terciptanya alam seisinya ini menunjukkan bahwa Allah tidak lemah, bahkan Maha Kuasa atas segalanya. Allah Kuasa menciptakan suatu makhluk yang paling kecil, paling rumit atau yang paling besar dan paling berat. Karena itu mustahil Allah bersifat lemah, sebab sifat ini menunjukkan kekurangan, sedangkan Allah Maha Sempurna.
15. Kaarihun, terpaksa. Artinya mustahil Allah terpaksa dalam berbuat. Karena tidak satupun makhluk dan hamba-Nya dapat memaksa Allah untuk berbuat. Perbuatan Allah sejalan dengan kehendak-Nya sendiri. Kehandak Allah tidak berdasarukuran. Apa saja yang dikehendaki Allah, itulah yang diperbuat. Maka mustahil Allah bersifat terpaksa, sebab keterpaksaan menunjukkan adanya kelemahan dan kelebihan bagi yang memaksa, dan itu bertentangan dengan kesempurnaan dan kebebasan Allah.
16. Jaahilun, yang bodoh. Artinya mustahil Allah mempunyai sifat yang membodohkan diri-Nya. Mustahil Allah diperbodohkan makhluk-Nya sehingga tidak mengetahui sebagian perkara yang diperbuat makhluk. Sifat bodoh berarti menunjukkan kelemahan dan kekurangan. Hal ini bertentangan dengan kemahatahuan Allah, karena itu mustahil bagi Allah.
17. Mayyitun, yang mati. Artinya mustahil Allah mengalami kematian karena dimatikan. Apa saja yang mengalami kematian menunjukkankelemahan, karena kedudukannya lebih rendah daripada yang mematikan. Kalau Allah dapat dimatikan, siapa yang mematikan Allah ? Karena itu sifat ini mustahil bagi Allah, sebab kemahasempurnaan Allah menolak semua yang bersifat nisbi(tidak mutlak).
18. Ashammu, yang tuli. Artinya mustahil Allah mengalami ketulian karena suatu sebab. Sifat ketulian menunjukkan pula ketidaksempurnaan sifat, sebaliknya membuktikan adanya kelemahan. Apa saja dan siapa saja yang dapat dipertulikan berarti dapat diperlakukan lebih rendah. Mustahil Allah bisa diperlakukan seperti itu, kemahasempurnaan Allah menggugurkan semua sifat yang mengurangi kebesaran-Nya, karena itu menerima sifat tuli mustahil bagi Allah.
19. A'maa, yang buta, Artinya mustahil Allah mengalami buta karena dibutakan. Kekuasaan Allah atas segala hamba dan makhluk ciptaan-Nya menggugurkan semua perbuatan yang mengurangi sifat kesempurnaan Allah. Karena itu mustahil Allah mengalami kebutaan.
20. Abkamu, yang bisu. Artinya mustahil Allah tidak dapat berkata-kata karena dibisukan. Sebagaimana dijelaskan dimuka, bisu merupakan salah satu sifat kekurangan dan kelemahan, maka mustahil Allah mengalami sifat itu. Hal itu brtentangan dengan kesempurnaan Allah dan keagungan-Nya. Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-NYa kuasa melakukan dan berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya, termasuk berkata-kata dengan semua makhluk-Nya yang dikehendaki. Karena itu mustahil Allah bersifat bisu.
Read more >>